Daftar Blog Saya

Kamis, 29 Juli 2021

PERANAN TEKNOLOGI TERHADAP PRODUKTIFITAS AYAM BROILER

 

PERANAN TEKNOLOGI DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIFITAS AYAM PEDAGING (BROILER)


Oleh : Nadia Rahma


I.                   PENDAHULUAN

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi protein hewani semakin tinggi, akan tetapi tingkat ketersediaannya masih belum mencukupi. Menurut Ditjen PKH (2016) konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia mencapai 0,417 kg/kapita/tahun (daging sapi), 5,110 kg/kapita/tahun (daging ayam), 0,939 l/kapita/tahun (susu) dan 99,796 kg/kapita/tahun (telur ayam). Konsumsi daging ayam cukup diminati masyarakat Indonesia dibandingkan dengan konsumsi daging sapi, hal tersebut terjadi karena harga daging ayam broiler relative terjangkau dibandingkan dengan daging sapi serta kandungan nutrisi daging ayam dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh.

Ayam pedaging (broiler) adalah strain ayam hasil budidaya teknologi reproduksi yang memiliki keunggulan dari segi ekonomi karena pertumbuhannya cepat sehingga dapat dijadikan sebagai penghasil daging (Dahlan dkk., 2012). Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki kandungan gizi yang cukup baik yaitu sebagai sumber protein hewani dan sumber energy. Permintaan terhadap daging ayam cenderung meningkat. Hal ini sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (2019) yang menyatakan bahwa terjadinya peningkatan konsumsi daging ayam ras pada tahun 2009 – 2013 yaitu dari 0,068 kg/ kapita menjadi 0,083 kg/ kapita.  Populasi ayam broiler semakin meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan semakin meningkatnya pemintaan masyarakat akan daging ayam. Akan tetapi terjadi penurunan peningkatan populasi ayam broiler pada tahun 2018 yaitu sebesar 1.891.434.612 ekor dari 1.848.731.364 pada tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2016 populasi ayam broiler adalah sebesar 1.632.567. 839 (Badan Pusat Statistik, 2019). Penurunan peningkatan populasi ini disebabkan karena beberapa faktor seperti manajemen sistem pemeliharaan (Setiawati dkk, 2016), pakan, sistem perkandangan dan lain sebagainya. Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan penerapan beberapa teknologi yang dapat menunjang produktifitas ayam broiler sehingga didapatkan keuntungan yang maksimal.

Paper ini akan menyajikan beberapa rangkuman penelitian dan informasi mengenai teknologi-teknologi apa saja yang dapat meningkatkan produktifitas ayam broiler sehingga dapat meningkatkan kembali peningkatan populasi ayam broiler dan profit yang didapatkan mencapai maksimal.


PEMBAHASAN

 Peranan Teknologi Pengolahan Pakan dalam Menunjang Produktifitas Ayam Broiler

            Penerapan teknologi pengolahan pakan sangat berperan penting dalam meningkatkan produktifitas ayam broiler. Beberapa teknologi pengolahan pakan seperti fermentasi sudah dilakukan oleh beberapa peneliti agar dapat diterapkan oleh peternak. Berikut adalah beberapa hasil penelitian mengenai teknologi pengolahan pakan dalam meningkatkan produktifitas ayam broiler.

a.                   Penerapan Teknologi Fermentasi pada Pakan Ayam Broiler

·         Teknologi Fermentasi dalam pemanfaatan eceng gondok sebagai pakan ayam broiler

Eceng gondok (Eichchornia crassipes) adalah salah satu tumbuhan air yang sering merusak lingkungan danau dan sungai karena tumbuh dengan cepat sehingga perlu dilakukan upaya untuk menanganinya agar tidak mengganggu dan merusak lingkungan.  Salah satu alternatifnya adalah dimanfaatkan sebagai bahan pakan ayam broiler (Mangisah dkk., 2006). Menurut Fuskhah (2000), Eceng gondok mengandung bahan kering sekitar 7%, protein kasar 11,2%, serat kasar 18,3, BETN 57%, Lemak kasar 0,9%, abu 12,6%; Ca 1,4%; dan P sebesar 0,3%. Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan ayam broiler memiliki keuntungan bagi ekosistem danau dan ayam broiler sendiri. Pemanfaatan eceng gondok sebagai bahan pakan ayam broiler dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan melalui proses fermentasi eceng gondok dengan Aspergilus niger agar dapat menghasilkan pakan yang berkualitas yang menunjang produktifitas dari ayam broiler.

Hasil penelitian Mangisah dkk., 2006 menunjukkan bahwa penggunaan daun eceng gondok hasil fermentasi berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kecernaan nutrien ransum dan pertambahan bobot badan ayam broiler. Hasil Penelitian Mangisah dkk (2006) dapat dilihat pada Tabel 1

 

Tabel 1. Konsumsi dan Pertambahan Bobot Badan Harian Ayam Broiler    yang diberi Pakan Fermentasi Eceng Gondok dengan Aspergilus niger

Keterangan :

T0 : Fermentasi daun eceng gondok dengan Aspergilus niger 0 %

T1 : Fermentasi daun eceng gondok dengan Aspergilus niger 2.5 %

T2 : Fermentasi daun eceng gondok dengan Aspergilus niger 5.0 %

T3 : Fermentasi daun eceng gondok dengan Aspergilus niger 7.5 %

            Pada Tabel dapat kita lihat bahwa konsumsi pakan pada ayam broiler yang paling tinggi adalah ransum perlakuan T1 dan yaang paling rendah adalah perlakuan T3, sedangkan pertambahan bobot badan harian pada ayam broiler yang paling tinggi adalah pada ransum dengan T1. Untuk konversi ransum sendiri perlakuan T1 dan T2 memberikan angka yang sama dan yang paling rendah. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan Aspergilus niger 2.5% dan 5.0% dapat menurunkan konversi ransum ayam broiler. Konversi ransum merupakan jumlah ransum yang dibutuhkan oleh ternak dalam waktu tertentu untuk menghasilkan pertambahan berat badan. Artinya untuk menghasilkan berat badan sebesar 1 kg dibutuhkan jumlah ransum sebesar 2.82 kg. Hal ini dikarenakan kandungan enzim selulase yang dihasilkan oleh Aspergilus niger akan mendegrasi serat kasar pada eceng gondok dan mampu merenggangkan ikatan lignoselulosa sehingga menyebabkan penurunan serat pada eceng gondok akan tetapi penggunaan 7.5% tidak memberikan pengaruh yang nyata dengan tanpa pemberian Aspergilus niger terhadap konversi ransum ayam broiler.

·         Teknologi Fermentasi Ampas Kedelai dan Bungkil Inti Sawit pada pakan ayam broiler

Salah satu upaya dilakukan untuk mengganti penggunaan antibiotik adalah mencari imbuhan pakan alternatif seperti pro-prebiotik. Adzima dkk (2018) telah melakukan penelitian mengenai penggunaan Ampas Kedelai dan Bungkil Inti Sawit yang difermentasi dengan Aspergilus niger sebagai pakan ayam broiler dimana dapat disimpulkan bahwa penggunaan pakan fermentasi tersebut ternyata dapat dijadikan sebagai sumber probiotik sehingga mampu meningkatkan kualitas ayam broiler dan menjamin keamanan bagi konsumen. Hasil lebih lanjut mengatakan bahwa pemberian pakan fermentasi tersebut ternyata mampu mempertahankan jumlah mikroba yang menguntungkan seperti E.Coli dan mengurangi mikroba pathogen yaitu salmonella serta mampu meningkatkan jumlah bakteri asam laktat dalam saluran pencernaan ayam broiler.

b.                  Penerapan Teknologi Pengolahan  pada Ransum Ayam Broiler

Bentuk pakan dari ayam broiler terbagi menjadi 3 yaitu mash, crumble dan pellet. Teknologi pengolahan pakan berupa pellet sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti dan diterapkan pada industry peternakan ayam broiler dalam meningkatkan produktifitas ayam broiler. Hasil penlitian Chehraghi dkk (2013) terhadap aanak ayam broiler berumur 1 hari dan dipelihara selama 4 minggu memperlihatkan hasil bahwa ayam broiler yang diberi pakan berupa pellet memberikan pertambahan bobot badan lebih baik dibandingkan dengan pakan berupa mash dan crumble,tetapi pakan berupa crumble juga memberikan pertambahan bobot badan harian lebih baik dibandingkan dengan ayam broiler yang diberikan pakan berupa mash. Hasil penelitian lebih lanjut dapat dlihat pada Tabel 2

Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot Badan Ayam Broiler yang diberi Pakan Mash, Crumble dan Pellet pada Ayam Broiler (g/ayam/minggu)

            Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa ayam broiler yang diberikan pakan berupa pellet umur 1-4 minggu memberikan  rata-rata pertambahan bobot badan harian lebih tinggi dibandingkan dengan pakan mash dan crumble. Hal tersebut karena dapat mengefisienkan formula pakan, karena setiap butiran pellet mengandung nutrisi yang sama, dapat menekan pemborosan pakan akibat tumpah atau terbuang dan dapat meningkatkan selera makan pada ayam (Ichwan, 2003).

 Penerapan Teknologi Perkandangan dalam Meningkatkan Produktifitas Ayam Broiler

Ayam broiler termasuk hewan homeothermis, ayam broiler akan berusaha mempertahankan suhu tubuhnya dalam keadaan relative konstan antara lain melalui peningkatan frekuensi pernafasan dan jumlah konsumsi air minum serta penurunan konsumsi ransum (Wijayanti dkk,. 2011). Suhu lingkungan di daerah tropis pada siang hari dapat mencapai 34ºC dapat mengakibatkan terjadinya penimbunan panas dalam tubuh, sehingga ternak mengalami cekaman panas. Akibatnya, pertumbuhan ternak menjadi lambat dan produksi menjadi rendah. Tingginya suhu lingkungan dapat juga menyebabkan terjadinya cekaman oksidatif dalam tubuh, sehingga menimbulkan munculnya radikal bebas yang berlebihan. Salah satu langkah dalam mengatasi permasalahan suhu lingkungan perkandangan adalah dengan cara manipulasi lingkungan perkandangan ayam broiler seperti menggunakan kandang sistem close house.

Kandang close house merupakan kandang yang didesain secara tertutup yang dapat menjamin ternak secara biologi dengan pengaturan ventilasi yang baik, sehingga mengurangi heat stress pada ternak. Kandang system close house dapat menjadi solusi bagi lingkungan yang beriklim terlalu panas atau terlalu dingin dalam pemeliharaan ayam sehingga meningkatkan kinerja ternak dalam berproduksi ( Costantino dkk., 2018).

            Menurut hasil penelitian Santoso dkk (2018) menyimpulkan bahwa peternakan ayam broiler dengan sistem kandang tertutup (close house) menghasilkan pendapatan yang lebih dibandingkan dengan sistem kandang terbuka (open house). Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Ismail dkk (2016). Untuk hasil lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.  Biaya tetap, Variabe dan Total Sistem Perkandangan close house dan open house



            Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa Total Biaya kandang close house lebih tinggi dibandingkan dengan kandang openhouse, hal tersebut dikarenakan kandang sistem close house menggunakan peralatan yang otomatis sehingga dana yang dibutuhkan juga cukup tinggi. Akan tetapi setelah dilakukan pemeliharaan ayam broiler ternyata kandang sistem closehouse lebih mengguntungkan, untuk lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.


Tabel 4. Penerimaan dan keuntungan kandang system open house system dan closed house system dalam 1 tahun per 1000 ekor

 


            Penggunaan sistem kandang close house lebih menguntungkan karena keunggulan dari sistem perkandangan close house dimana dapat meminimumkan tingkat stres pada ayam broiler, dengan cara mengurangi stimulasi yaitu mengurangi kontak dengan manusia sehingga tingkat kematian pada ayam broiler lebih rendah.

 

KESIMPULAN

            Untuk meningkatkan produktifitas Ayam broiler agar mencapai keuntungan yang maksimal dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa teknologi seperti teknologi pengolahan pakan dan teknologi sistem perkandangan. Salah satu contoh teknologi pengolahan pakan adalah dengan melakukan proses fermentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pakan fermentasi seperti eceng gondok dengan Aspergilus niger dapat meurunkan nilai konversi ransum pada ayam broiler dan fermentasi Aspergilus niger dengan ampas  kedelai bungkil biji sawit pada ayam broiler dapat meningkatkan jumlah bakteri dan BAL baik pada usus dan menekan pertumbuhan bakteri pathogen. Selain teknologi fermentasi pada pakan ayam broiler, penggunaan pakan berupa pellet ternyata juga memberikan pertambahan bobot badan harian lebih baik dibandingkan dengan pakan mash dan crumble.

 Sedangkan penerapan sistem kandang close house pada peternakan ayam broiler ternyata juga memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan sistem kandang open house.

 


 

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2019. Populasi Ayam Ras Pedaging Menurut Provinsi. https://www.bps.go.id/. Diakses 20-06-2019 Pukul 10:58 WIB

Chehraghi M., Zakeri A. and Taghinejad R. M. 2013. Effects of different feed forms on performance in broiler chickens. European Journal of Experimental Biology, 2013, 3(4):66-70

Dahlan, Mufiq dam S. Haqiqi. 2012. Pengaruh Tepung Bawang Putih (Allium Sativum) Terhadap Kematian (Mortalitas) dan Berat Badan Ayam Pedaging (Broiler) Jurnal  Ternak, Vol 3(2).

Ditjen PKH. 2016. News Latter Data Makro. Konsumsi Periode Tahun 2016. Edisi : 01/konsumsi/03/2017.

Ichwan, W.M. 2003. Membuat Pakan Ayam Ras Pedaging. Ed I. Jakarta. PT. Agromedia Pustaka.

Mangisah, I., Tristiarti , W. Murningsih, M.H. Nasoetion, E.S. Jayanti, dan Y. Astuti. 2006. Kecernaan Nutrien Eceng Gondok yang Difermentasi dengan Aspergilus Niger pada  Ayam Broiler. Jurnal Indon. Trop. Anim.Agric. 31 (2).

Santoso, S.I., T. A. Sarjana and A. Setiadi. 2018. Income Analysis of Closed House Broiler Farm with Partnership Business Model. Buletin Peternakan 42 (2): 164-169.

Setiawati, t.,  R. Afnan dan N. Ulupi. 2016.  Performa Produksi dan Kualitas Telur Ayam Petelur pada Sistem Litter dan Cage dengan Suhu Kandang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan. 04 (1) : 197-203.

Wijayanti R. P, W Busono dan R. Indrati. 2011. Pengaruh Suhu Kandang yang Berbeda Terhadap Performans Ayam Pedaging Periode Starter. Universitas Brawijaya.

Yulianty, Nani. 2013. Sistem Kandang Closed House. Animal Husbandry Universitas Of Lampung

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SISTEM HORMONAL DAN SIKLUS REPRODUKSI PADA KUDA BETINA

SIKLUS REPRODUKSI KUDA BETINA  Oleh : Nadia Rahma I.                    PENDAHULUAN Kuda merupakan salah satu ternak yang mempunyai nilai ...