PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mikroba
merupakan salah satu makhluk hidup yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, dan untuk mengamati makhluk ini harus mengunakan alat bantu seperti
mikroskop. Adapun yang tergolong kedalam mikroba ini seperti bakteri, funggi
dan protozoa.Walaupun mikroba tidak dapat dilihat dengan mata telanjang namun
mikroba juga melakukan pertumbuhan dan perkembangan, karena salah satu ciri
dari ciri makhk hidup adalah tumbuh dan berkembang.
Dalam
pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik itu faktor biotik
dan faktor abiotik.Pertumbuhan mikroba terjadi dalam 5 fase, fase pertama yaitu
fase lag, fase eksponensial, fase pengurangan pertumbuhan, fase statisioner dan
terakir fase kematian.Dan untuk perkembaangan mikroba ada terjadi secara
seksual dan ada yang terjadi secara aseksual.Dalam pertumbuhan dan perkembangan
ada beberapa faktor yang mempengaruhi nya seperti suplai nutrisi,
suhu/temperatur, keasaman atau kebasaan dan ketersedian oksigen.Untuk memahami
tentang mikroorganisme maka di tulislah makalah yang berjudul “pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme” diaman didalamnya memuat perbedaan pertumbuhan dan
perkmbangan mikroorganisme, aktu genertif serta kurva petumbuhan mikroorganisme
dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
proses perkembangan mikroorganisme
2. Apa
saja jenis dari perkembangan mikroorganisme
3. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
mikroorganisme
1.3 Tujuan
Agar
dapat mengetahui dan memahami proses perkembangan mikroorganisme serta
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
mikroorganisme tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Reproduksi Mikroba
Pola reproduksi. Selama siklus pertumbuhan mereka, mikroorganisme
mengalami reproduksi berkali-kali, menyebabkan angka dalam populasi meningkat
secara dramatis. Dalam jamur, alga uniseluler, dan protozoa, reproduksi
melibatkan duplikasi inti melalui proses aseksual mitosis dan pembelahan sel
dalam sitokinesis. Reproduksi juga dapat terjadi dengan proses seksual di mana
inti haploid bersatu untuk membentuk sel diploid memiliki dua set kromosom.
Berbagai perubahan kemudian ikuti untuk menghasilkan keturunan yang dihasilkan
seksual. Reproduksi seksual memiliki keuntungan pencampuran kromosom untuk
mendapatkan variasi genetik tidak mungkin dengan reproduksi aseksual. Namun,
orang lebih sedikit biasanya hasil dari reproduksi seksual daripada dari
reproduksi aseksual.Sedangkan Bakteri, berkembang biak dengan proses aseksual
pembelahan biner. Dalam proses ini, duplikat DNA kromosom, setelah itu membran
dan sel bakteri tumbuh ke dalam dinding untuk bertemu satu sama lain dan
membagi sel menjadi dua. Kedua sel terpisah dan proses selesai.
2.2 Macam-Macam Perkembangbiakan pada Mikroba
1. Perkembangbiakan Aseksual Pada Mikroba
a. Pembelahan
Biner
Pembelahan
biner merupakan pembelahan yang membentuk dua sel baru yang identik, dimana dua
sel anak kan membentuk dua sel anak lagi, begitu seterusnya sehinga jumlahnya
akan semakin berlipat ganda.Pembelahan biner ini terjadi pada Bakteri,
Amoebaarame, Paramecium, Euglena dan lain-lain..
Pembelahan Biner dapat dibagi atas
tiga fase, yaitu sebagai berikut;
1)
Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus
2)
Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang
3)
Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera
berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap
bergandengan setelah pembelahan, bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
. b. Fragmentasi
Fragmentasi terjadi pada sel yang
disebut dengan homogium.Pemutusan pada bagian secara sederhana dan bagian yang
terpisah menjadi bagian yang baru.Organisme yang matang atau pecah menjadi dua
atau lebih potongan atau fragmen.Fragmen tumbuh menjadi organisme
lengakap,contohnya terjadi pada spirogyra.Pembentukan spora aseksualterjadi
melalui peleburan nukleus dari dua sel induk.Spora aseksual yang berfungsi
menyebarkan spesies dibentuk dalam jumlah besar, terdapat lima jenis dari spora
aseksual yaitu konidiospora, sporangiospore,oidium,klamidospora, dan
blatospora.
2.Perkembangbiakan
Seksual Pada Mikroba
Perkembangbiakan
secara seksual pada mikroba pada umunya terjadi pada funggi atau
jamur.Perkembangan secara seksual dapatterjadi secara:
a. Konjugasi
DNA
secara lansung melalui kontak sel yang berdekatan, misalnya konjugasi pada
bakteri Escherichia coli, protozoa yang bergerak dengan menggunakan silia
(Paramecium caudatum, Vorticella, Balantidium coli)
b. Isogami
Peleburan
dua gamet bila sel jantan dan sel betina mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama.Contohnya Chloroccocum,Chlamydomonas, Hidrodiction.
c. Anisogami
Peleburan
dua gamet yang ukuranya tidak sama,contohnya pada Ulva
d. Oogami
Peleburan
dua gamet yang satu kecil bergerak dan yang satu besar namun tidal
bergerak(sebagai sel telur), contohnya Valva, Spirogyra, Aedogonium
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan mikroorganisme
a) Suplai Nutrisi
Mikroba
sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber
energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon,
nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam
lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Kondisi
tidak bersih dan higinis pada lingkungan adalah kondisi yang menyediakan sumber
nutrisi bagi pertumbuhan mikroba sehingga mikroba dapat tumbuh berkembang di
lingkungan seperti ini. Oleh karena itu, prinsip daripada menciptakan
lingkungan bersih dan higinis adalah untuk mengeliminir dan meminimalisir
sumber nutrisi bagi mikroba agar pertumbuhannya terkendali.
b) Suhu / Temperatur
Suhu
merupakan salah satu faktor penting di dalam mempengaruhi dan pertumbuhan
mikroorganisme. Suhu dapat mempengaruhi mikroba dalam dua cara yang berlawanan
:
1)
Apabila suhu naik maka kecepatan metabolisme naik dan pertumbuhan dipercepat.
2)
Sebaliknya apabila suhu turun, maka kecepatan metabolisme akan menurun dan
pertumbuhan diperlambat.
3)
Apabila suhu naik atau turun secara drastis, tingkat pertumbuhan akan terhenti,
kompenen selmenjadi tidak aktif dan rusak, sehingga sel-sel menjadi mati.
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
Berdasarkan hal di atas, maka suhu yang berkaitan dengan pertumbuhan mikroorganisme digolongkan menjadi tiga, yaitu :
1)
Suhu minimum yaitu suhu yang apabila berada di bawahnya maka pertumbuhan
terhenti.
2)
Suhu optimum yaitu suhu dimana pertumbuhan berlangsung paling cepat dan
optimum. (Disebut juga suhu inkubasi)
3)
Suhu maksimum yaitu suhu yang apabila berada di atasnya maka pertumbuhan tidak
terjadi.
Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan menjadi :
Tabel 1 : Penggolongan bakteri menurut suhu
Sehubungan dengan penggolongan suhu di atas, maka mikroba digolongkan menjadi :
Tabel 1 : Penggolongan bakteri menurut suhu
Kelompok
|
Suhu
Minimum
|
Suhu
Optimum
|
Suhu
Maksimum
|
Psikrofil
|
-
15o C.
|
10o
C.
|
20o
C.
|
Psikrotrof
|
-
1o C.
|
25o
C.
|
35o
C.
|
Mesofil
|
5
– 10o C.
|
30
– 37o C.
|
40o
C.
|
Thermofil
|
40o
C.
|
45
– 55o C.
|
60
– 80o C.
|
Thermotrof
|
15o
C.
|
42
– 46o C.
|
50o
C.
|
Berdasarkan
ketahanan panas, mikroba dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20menit.
2) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
3) Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi kurang dari 1000C selama 10 menit untuk kematian sel.
1) Peka terhadap panas, apabila semua sel rusak apabila dipanaskan pada suhu 60oC selama 10-20menit.
2) Tahan terhadap panas, apabila dibutuhkan suhu 100oC selama 10 menit untuk mematikan sel.
3) Thermodurik, dimana dibutuhkan suhu lebih dari 60oC selama 10-20 menit tapi kurang dari 1000C selama 10 menit untuk kematian sel.
c)
Keasaman atau Kebasaan (pH)
Setiap
organisme memiliki kisaran pH masing-masing dan memiliki pH optimum yang
berbeda-beda. Kebanyakan mikroorganisme dapat tumbuh pada kisaran ph 8,0 – 8,0
dan nilai Ph diluar kisaran 2,0 sampai 10,0 biasanya bersifat merusak.
d)
Ketersediaan Oksigen
mikroorganisme memilki kerakteristik
sendiri dalam memenuhi kebutuhan akan oksigen.
Mikroorganisme
dalam hal ini dikelompokan menjadi beberpa kelompok yaitu:
1. Aerobik
Yaitu
mikroba yang dapat tumbuh jika ada oksigen bebas.
2. Anaerob
Yaitu
mikroba yang hanya bisa tumbuh apabila tidak ada oksigen bebas.
3. Anaerop
fakulatif
Dapat
tumbuh baik dengan atau tampa oksigen.
4. Mikroaerofilik
Yaitu
mikroba yang dapat tumbu apabila oksigen dalam jumlah kecil
Bakteri
sebenarnya mahluk yang suka akan keadaan basah, bahkan dapat hidup di dalam
air. Hanya di dalam air yang tertutup mereka tak dapat hidup subur, hal ini di
sebabkan karena kurangnya udara bagi mereka. Tanah yang cukup basah baiklah
bagi kehidupan bakteri. Banyak bakteri menemui ajalnya, jika kena udara kering.
Meningococcus, yaitu bakteri yang menyebabkan meningitis, itu mati dalam
waktu kurang daripada satu jam, jika digesekkan di atas kaca obyek.
Sebaliknya,spora-spora bakteri dapat bertahan beberapa tahun dalam keadaan
kering.
Pada
proses pengeringan, air akan menguap dari protoplasma. Sehingga kegiatan
metabolisme berhenti. Pengeringan dapat juga merusak protoplasma dan mematikan
sel. Tetapi ada mikrobia yang dapat tahan dalam keadaan kering, misalnya
mikrobia yang membentuk spora dan dalam bentuk kista. Adapun syarat-syarat yang
menentukan matinya bakteri karena kekeringan itu ialah bakteri yang ada dalam
medium susu, gula, daging kering dapat bertahan lebih lama dari pada di dalam
gesekan pada kaca obyek. Demikian pula efek kekeringan kurang terasa, apabila
bakteri berada di dalam sputum ataupun di dalam agar-agar yang kering.
Pengeringan
di dalam terang itu pengaruhnya lebih buruk daripada pengeringan di dalam
gelap. Pengeringan pada suhu tubuh (37°C) atau suhu kamar (+ 26 °C) lebih buruk
daripada pengeringan pada suhu titik-beku. Pengeringan di dalam udara efeknya
lebih buruk daripada pengeringan di dalam vakum ataupun di dalam tempat yang
berisi nitrogen. Oksidasi agaknya merupakan factor maut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar